Istilah PAKEM muncul dari berbagai pendekatan yang berkembang selama ini, seperti SAL (student active Ieaming) yang di Indonesia dikenal dengan CBSA (cara belajar siswa aktif), dengan latar belakang teori pengajaran dan pengajaran (teaching and learning theory) yang mendukungnya. Pembelajaran aktif (active Ieaming) merupakan salah satu model pembelajaran yang melahirkan PAKEM.
Model pembelajaran aktif dinilai memang dapat (1) menciptakan ketertarikan bagi siswa (creating excitement in the Classroom), (2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat berfikir dan bekerja (getting students to think and work). Bagaimana pun juga pembelajaran aktif disarankan untuk digunakan dalam proses pembelajaran untuk membuat siswa lebih banyak melakukan sesuatu daripada hanya sekedar mendengarkan (student must do more than just listen). Siswa harus membaca, menulis, mendiskusikan, atau terlibat secara aktif dalam pemecahan pelbagai masalah (they must read, write, discuss, or be engaged in solving problems). Lebih dari itu, siswa dilibatkan secara aktif dalam proses berfikir tingkat tinggi (higher order thinking) seperti untuk kegiatan analisis, sistesis, dan penilaian (Chikering and Gamson, 1987).
Strategi pembelajaran aktif kemudian lebih dikenal dengan pembelajaran siswa aktif (student active learning) atau disngkat SAL, yang di indonesia melahirkan pendekatan pembelajaran yang diberi nama Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Sayang pendekatan yang bagus ini dalam pelaksanaannya mengalami banyak penyimpangan. Misalnya, aktivitas siswa lebih bersifat fisik, seperti mengubah-ubah pola tempat duduk untuk kegiatan diskusi kelompok kecil. Kegiatan berfikir tingkat tinggi yang dilakukan lebih banyak dalam bentuk diskusi kelompok dan melaporkan hasil kegiatan diskusi kelompok di depan kelas. Akibatnya, target pencapaian kurikulum mengalami kedodoran.
Di perguruan tinggi dikenal satu metode yang amat populer karena segi akademis dan kegiatan ilmiahnya, yakni problem-based learning (PBL). Prinsip metode ini juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara aktif dalam proses perumusan masalah sampai dengan pemecahan masalah yang ada dalam konteks bidang kehidupan sehari-hari.
Aspek kehidupan yang kini mendapatkan perhatian adalah proses demokratisasi, transparansi, dan kebebasan mengeluarkan, serta perlindungan manusia terhadap hak azasi manusia dalam berbagai bidang kehidupan. Pandangan terhadap aspek-aspek tersebut menempatkan peserta didik bukan hanya sebagai obyek didik yang hanya menerima perlakuan apa saja yang diberikan oleh gurunya, melainkan sebagai subyek didik yang harus dilibatkan dalam penentuan bahan ajar serta pola pembelajaran yang akan mereka terima dari pendidik. Perlakuan kasar dari guru kepada siswa, atau tekanan-tekanan fisik dan mental kepada peserta didik bukan saja dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk pelanggaran hak azasi manusia (HAM), tetapi juga justru memiliki implikasi yang kontraproduksi dalam proses pembelajaran. Dalam psikologi anak, perlakuan orang dewasa berupa tekanan fisik dan mental kepada peserta didik atau anak-anak dikenal dengan bullying.
Proses belajar mengajar tidak mungkin anak berlangsung dalam suasana penuh tekanan fisik dan mental. Bahkan dalam buku best seller bertajuk The Learning Revolution, Gordon Dryden and Jeannette Voh, 2002: 23-29, dalam Suparlan, 2004: 67-68) menyebutkan tujuh belas model revolusi pembelajaran yang diyakini akan mempengaruhi cara belajar peserta didik. Salah satu model tersebut adalah “belajar akan efektifjika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan”.
Dari pelbagai latar belakang pemikiran tersebut maka di negeri ini telah tersemai satu model pembelajaran yang kemudian dikenal secara luas sebagai PAKEM, yakni singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Model pembelajaran ini menjadi terkenal luas dalam khasanah pembelajaran di Indonesia berkat adanya berbagai bentuk penataran dan pelatihan yang telah diadakan oleh berbagai pihak dalam berbagai kesempatan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning) menjadi salah satu karakteristik utama PAKEM, di samping karakteristik-karakteristik lainnya yang tidak kalah penting, yakni aktif, kreatif, dan efektif.
Posting Komentar untuk "Munculnya istilah PAKEM"