Ulama merupakan pewaris para Nabi. Mereka tidak mewariskan harta benda yang mudah hilang dan rusak, melainkan mewariskan agama Allah SWT yang didasarkan pada ilmu, hikmah, pemahaman terhadap tanda-tanda kekuasaan-Nya, pembersih jiwa dan hubungan dengan Sang Khaliq serta penghias jiwa dengan akhlaq mulia. Ulama juga biasa disebut dengan orang yang berilmu (Alim), maka tidak heran perilaku-perilaku Ulama ini diwarisi dari beberapa Nabi terdahulu.
Contohnya, Nabi Nuh AS memiliki warisan berupa kesabaranya dalam menyampaikan risalah dan kesabaran dalam menghadapai godaan kaumnya yang tidak mau mengikuti jejaknya di jalan Allah SWT. Selain itu juga Nabi Ibrahim AS mewarisi ulama berupa keberanian dan kesengajaannya menentang para musuh. Dan Nabi Muhammad berupa budi pekerti yang luhur, universalitas risalah yang dibawa Rahmatan lil Alamin dan kebersihan serta kelurusan agama yang dibawa.
Ada beberapa perangai dan etika yang harus melekat pada diri mereka yang berilmu di antaranya adalah sebagai berikut:
- Bergelut dengan ilmu, mencintainya dengan sangat, mencurahkan waktunya untuk . menambah ilmu secara konstan.
- Mengamalkan ilmu yang dimiliki.
- Takut kepada Allah setiap kali bertambah ilmu dan pengetahuanya tentang keagungan Allah.
- Memandang rendah dunia dan kenikmatan-kenikmatan semua yang ada didalamnya serta hiasan-hiasan dunia dan kesenangan-kesenangan yang hina.
- Rendah hati terhadap hamba-hamba Allah, simpati terhadap orang-orang yang belajar, sayang terhadap mereka, tidak terburu-buru dalam mengajar mereka, menganggap mereka seperti anaknya sendiri yang membutuhkan bantuan, sabar menghadapi kebodohan.
- Ikhlas dalam mengajar dan memberikan ilmu kepada orang lain menuju dan mencari ridha Allah semata.
- Tetap memegang ilmu dan memperluas pemahamannya terhadap hal-hal yang sangat rumit, memperoleh intisari ilmu, mencapai batas ilmu.
- Harus bermurah hati, menjaga kewibawaan, perlahan-lahan (sabar) dan melapangkan dada, karena ilmu tidak akan terhiasi tanpa kemurahan hati dan akhlak yang mulia.
- Sabar dalam menghadapi sikap orang-orang bodoh, gangguan orang -orang yang iri hati, kebohongan para pendusta dan permusuhan orang-orang yang membencinya.
- Memberikan ilmu kepada orang yang membutuhkannya menerangkan dan menjelaskan serta menjauhi sifat menyembunyikan ilmu dengan Cara sombong terhadap orang yang mencarinya
Naskah: Tirta Sari
Posting Komentar untuk "Menjaga Anugerah Ilmu"